Sabtu, 17 Oktober 2015 0 komentar


APA SIH AUTISME ITU?

Kalau  dilihat  sepintas,  anak penyandang autis  itu  tidak  berbeda dengan anak- anak lain, tapi kala dia ber-interaksi dengan teman2 nya, baru akan terlihat "keunikan"  anak itu. Dari  cara  berbicara  maupun cara  berkomunikasi   sangat berbeda dengan anak-anak lain seusianya.

KEBANYAKAN DARI ANAK PENYANDANG AUTIS ITU:

Walaupun tidak bisu, tapi terlambat "berbicara", Walaupun tidak tuli, tapi tidak biasa "mendengar", Walaupun tidak suka bertatap mata, tapi tetap "melihat",
Saya katakan “kebanyakan” karena tidak semua illustrasi yang saya tulis di atas itu ada pada anak-anak autis. Yang  pasti  autisme  itu  bukan penyakit,  tapi  berupa "gangguan perkembangan". Autisme  atau biasa  disebut  ASD  (Autistic  Spectrum Disorder)  adalah  gangguan perkembangan  fungsi   otak  yang  komplex   dan  sangat  bervariasi   (spektrum). Biasanya  gangguan perkembangan ini  meliputi  cara berkomunikasi,  ber-interaksi sosial  dan kemampuan ber-imajinasi.  Dari data  para  ahli diketahui  penyandang ASD  anak  lelaki lebih  banyak (empat  kali lebih  banyak) dibanding  penyandang ASD anak perempuan.
Sengaja saya sebut  sebagai  "penyandang"  bukan  "penderita"  karena memang Autisme dipercaya adalah bukan suatu penyakit seperti penyakit flu, pusing atau sejenisnya     yang bisa dengan mudah sembuh dengan obat tertentu.
cara  sekilas, penyandang autisbisa terlihat seperti anak  dengan keterbelakangan mental. Tapi sebenarnya sangat berbeda. Diagnosa yang akurat dapat membantu para dokter/ahli menentukan terapi apa yang tepat. Selain itu perlu diketahui bahwa Autis  itu adalah Spektrum Autis. Karena   "spektrum" maka jenis/ciri penyandang  autis   itu   ada  banyak,  untuk  gampangnya  sering orang menyebutnya  sebagai  autis  yang "sangat  berat",  "berat",  "agak berat", "ringan",  "agak ringan",dan "sangat ringan"......Walaupun sebenarnya banyak ahli mengatakan bahwa penggunaan istilah berat/parah dan ringan/tidak  parah bisa  menyesatkan. Istilah berat/parah tentu akan membuat orang tua merasa frustrasi  dan  sebaliknya  jika dikatakan  ringan,  maka  orang tua akan merasa senang dan lengah serta berhenti berusaha karena merasa anaknya akan sembuh sendiri
Pada kenyataannya, baik ringan ataupun berat, tanpa penanganan terpadu dan intensif, penyandang autisme sulit untuk mandiri dan hidup normal seperti layaknya anak/orang kebanyakan.  Ini  yang membuat orang tua akan merasa seperti di "samber geledek" saat pertama menerima diagnosa bahwa anaknya positif autistik.   Apalagi kesadaran masyarakat kita untuk menerima "perbedaan" masih sangat kurang.  Ditambah pemerintah juga yang belum terlalu "aware" akan anak dengan kebutuhan khusus seperti ini.  Sekolah juga belum semua mau menerima anak-anak penyandang autisme dengan tangan terbuka.  Maka bisa dibayangkan "perjuangan" yang harus dilalui oleh para orang tua anak penyandang autis ini.

SEPERTI APA SIH CIRI-CIRI ANAK AUTIS ITU?

Sejak lahir sampai umur 24 - 30 bulan  anak-anak penyandang autis umumnya terlihat normal. Setelah itu orang tua akan melihat adanya keterlambatan berbicara dan keanehan dalam  berinter-aksi dengan teman2nya. Suka dengan benda2 yang berputar, tidak bisa memainkan mainan dengan benar. Sebenarnya Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak.  Ada beberapa kelainan yang paling menonjol dari anak autis :
1.Komunikasi: Kemampuan berbahasa anak umumnya mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak bisa berbicara. Kalau pun bisa berbicara, seringkali tidak bisa menggunakan kata-kata dengan benar atau dengan arti yang lazim digunakan.
2. Bersosialisai (berteman): Sulit berteman, dalam arti tidak bisa melakukan inter-aksi seperti layaknya anak-anak dengan teman sebaya.  Lebih suka sendiri.
3. Indra: Sangat sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa (lidah) mulai dari yang ringan sampai yang berat.
4. Bermain: Tidak spontan/reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain.
5. Perilaku: Ada yang sangat pasif (pendiam) tapi ada juga yang sangat aktif (hyperaktif).   Kadang2 marah tanpa alasan yang masuk akal (tantrum). Sangat menaruh perhatian pada satu benda yang disukai (obsesi).   Dapat sangat agresif pada orang lain atau  dirinya sendiri.   Sangat suka rutinitas dan akan sulit untuk merubah kegiatan rutin anak-anak autis.

 APA SIH PENYEBABNYA?

Sampai  saat  ini, belum ada yang dapat menyimpulkan penyebab pastinya.   Para Ahli masih terus dalam tahap menyelidiki apakah penyebab yang sebenarnya dari gangguan perkembangan anak ini. Beberapa teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Ada yang menyebutkan bahwa autisme  disebabkan  oleh  kombinasi  makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun (logam berat)  yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar. Ada juga beberapa ahli yang menyebutkan penyebab autis adalah Genetik  (heriditer), teori kelebihan Opioid, teori Gluten-Casein (celiac), teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori infeksi karena virus Vaksinasi (MMR dan Thimerosal/bahan pengawet dari merkuri), teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Leaky Gut), teori  paparan Aspartame,  teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori orphanin Protein. Karena banyak factor yang dicurigai  maka  para  ahli menyebutkan  sebagai multifaktoral (banyak faktor).


GIMANA SIH CARA PENANGANANNYA? “JANGAN SALAH KAPRAH MENGOBATI AUTISM”

Menangani anak autis harus dengan hati, punya minat dan pengetahuan yang luas. Juga harus punya tim solid yang sama cara berfikirnya. Kalau mendiagnosa semua dokter dan psikolog bisa. Tapi kalo sudah mengenai penangannya, tidak mungkin ditangani oleh satu orang saja, karena penanganannya harus ada dua tim ‘harus diingat anak autis tidak memerlukan obat”. Mereka hanya membutuhkan terapi dan edukasi yang baik. Kalau anak autism akin cepat didiagnosa dan terapi makinbaik hasilnya’ kata dr hariono. Terapi medis diberikan apabila anak berperilaku maladaptive (tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan) seperti agresif, repetitive, hiperaktif, menyakiti diri sendiri, mengalami gangguan tidur, atau memiliki penyakit penyerta lainnya. Terapi  dan stimulasi  mana yang paling  tepat?  Pada kenyataannya tiap  individu autis adalah unik dan berbeda (tidak ada yang persis sama antara satu dengan lainnya). Oleh karena  itu  terapi  juga harus bersifat  individual dan  disesuaikan dengan  umur,  fase perkembangan  dan  gejala yang  ditemukan. Kata seorang dokter anak terkenal: "tidak  ada metode yang 100% paling  baik  untuk semua anak".  Para terapis yang menggunakan berbagai metode berlainan harus bekerja sama dengan baik. Bila kasus  tidak mengalami  kemajuan dengan satu metode terapi, harus dilakukan  terapi  kombinasi  atau  dicari  cara  terapi lain.
Dengan terapi komprehensif dimana perbaikan dilakukan dari luar dan dari dalam tubuh, lebih banyak anak-anak autistic yang mengalami kemajuan yang jauh lebih cepat. Namun harus disadari terapi yang diperlukan sangat tergantung dari masing-masing kebutuhan penderitanya.
Berikut beberapa terapi untuk penderita autis :
v  Terapi biomedik
v  Applied behaviorial analysis (aba)
v  Terapi bicara
v  Terapi okupasi
v  Terapi fisik
v  Terapi sosial
v  Terapi bermain
v  Terapi perilaku
v  Terapi perkembangan
v  Terapi visual
.  
YANG PERLU DIPERHATIKAN

1.  Khusus dalam penanganan autis ini, kerja sama antara dokter, terapis, dan orang tua sangat penting demi kemajuan anak.
2.  Diagnosa dini  dan peran aktif orang tua dapat mempermudah penanganan anak penyandang autisme.

MITOS SEPUTAR ANAK AUTIS

Mitos : autisme disebabkan cara pengasuhan yang salah dari orang tua. Fakta : autism disebabkan perkembangan neurobiologis di otak dank arena itu tidak disebabkan pola asuh orang tua
Mitos : individu autistic tidak bisa merasakan dan menyalurkan emosi mereka, kecuali emosi marah atau senang. Fakta : individu autistic tidak kehilangan kemampuan untuk mempunyai hubungan emosional dan bisa diharapkan untuk mengembangkan kepekaan emosional seperti individu lain pada umumnya
Mitos : semua individu autistic sebaiknya mengikuti terapi kalau tidak mereka akan makin parah. Fakta : tidak ada satupun terapi yang dapat dipakai untuk memperbaiki semua gejalapada semua individu. Penanganan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga penanganan pada setiap individu tidak dapat disamaratakan
Mitos : setiap individu autistic pasti punya kemampuan khusus yang melebihi individulain pada umumnya. Fakta : individu autistic tidak slalau mempunyai kemampuan jenius. Mereka berkembang seperti individu lain pada umumnya, dengan kecerdasan yang bervariasi, bakat yang berbeda-beda, dan kesempatan yang tidak sama.
Mitos : autisme adalah sebuah penyakit mental. Fakta : sutisme bukan penyakit mental dan penyandang autis tidak cacat mental

Sumber :
majalah smartliving prodia



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : SDIT Nur Rohman | Bismillahcom|
Copyright © 2013. Blog Fifi - All Rights Reserved
Template Created by maskolis Modify by bismillah.Com
Administrator Sign